Dahulu, di lautan luas sering terjadiperkelahian antara Ikan Hiu Sura dengan Buaya. Mereka bekelahi hanya karena berebut mangsa. Keduanya sama-sama kuat, sama-sama tangkas, sama-sama cerdik, sama-sama ganas dan sama-sama rakus. Sudah berkali-kali mereka berkelahi namun belum pernah ada yang menang ataupun yang kalah. Akhirnya mereka mengadakan kesepakatan. Ikan Hiu Sura sepenuhnya berukuasa di dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air, sedangkan Buaya berkuasa di daratan dan harus mencari mangsa yang hanya berada di daratan. Sebagai batas antara daratan dan air, mereka menentukan batasnya, yaitu tempat yang di capai air laut pada saat pasang surut.
Dengan adanya pembatasan wilayah kekuasaan, maka tidak ada
perkelahian lagi antara Sura dan Buaya. Keduanya telah sepakat utnuk
menghormati wilayah masing-masing. Tetapi pada suatu hari Ikan Hiu Sura mencari
mangsa di daratan (sungai). Hal ini di lakukan dengan cara sembunyi-sembunyi
agar Buaya tidak mengetahuinya. Mula-mula hal ini memang tidak ketahuan. Tapi
suatu hari Buaya memergoki perbuatan Ikan Hiu Sura ini. Tentu saja Buaya sangat
marah melihat Hiu Sura melanggar janjinya. Terjadilah pertarungan lagi yang
semakin seru dan dasyat. Saling menerjang dan menerkam, menggigit dan memukul.
Dalam waktu sekejap air di sekitarnya menjadi merah karena darah dari kedua
binatang tersebut. Mereka terus bertarung mati-matian tanpa istirahat sama
sekali. Dalam pertarungan dasyat ini, Buaya mendapat gigitan hiu di pangkal
ekornya sebelah kanan. Selanjutnya ekornya terpaksa selalu membengkok kekiri.
Sementara Ikan Hiu Sura juga tergigit ekornya sehingga hampir putus, lalu Ikan
Sura kembali ke lautan. Buaya puas karena telah mempertahankan daerahnya.
Pertarungan antara Ikan Hiu yang bernama Sura dan Buaya ini
sangat berkesan di hati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, nama Surabaya
selalu di kait-kaitkan dengan peristiwa ini.
0 komentar:
Posting Komentar